Sabtu, 20 Juni 2015

KERAJAAN KEDIRI.

Kerajaan Kadiri



Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.




Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala.

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178).

Nama "Kediri" atau "Kadiri" sendiri berasal dari kata Khadri yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pohon pacé atau mengkudu (Morinda citrifolia). Batang kulit kayu pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang digunakan dalam pembuatan batik, sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat pengobatan tradisional.

Perkembangan kerajaan
Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.

Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan.

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.

Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Chou Ju-kua menggambarkan di Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu. Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.

Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan : Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).

Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.

Karya sastra yang telah ditulis
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.

Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana.

Keruntuhan
Kadiri



Arca Buddha Vajrasattva zaman Kadiri, abad X/XI, koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.
Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.

Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kadiri.

Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.

Setelah Ken Arok mengalahkan Kertajaya, Kadiri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yaitu Jayakatwang. Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.



Pada saat Daha menjadi ibu kota kerajaan yang masih utuh
Airlangga, merupakan pendiri kota Daha sebagai pindahan kota Kahuripan. Ketika ia turun takhta tahun 1042, wilayah kerajaan dibelah menjadi dua. Daha kemudian menjadi ibu kota kerajaan bagian barat, yaitu Panjalu.

Menurut Nagarakretagama, kerajaan yang dipimpin Airlangga tersebut sebelum dibelah sudah bernama Panjalu.

Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu
Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042).
Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
Sri Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.

Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari
Kerajaan Panjalu runtuh tahun 1222 dan menjadi bawahan Singhasari. Berdasarkan prasasti Mula Malurung, diketahui raja-raja Daha zaman Singhasari, yaitu:

Mahisa Wunga Teleng putra Ken Arok
Guningbhaya adik Mahisa Wunga Teleng
Tohjaya kakak Guningbhaya
Kertanagara cucu Mahisa Wunga Teleng (dari pihak ibu), yang kemudian menjadi raja Singhasari

Pada saat Daha menjadi ibu kota Kadiri
Jayakatwang, adalah keturunan Kertajaya yang menjadi bupati Gelang-Gelang. Tahun 1292 ia memberontak hingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singhasari. Jayakatwang kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri. Tapi pada tahun 1293 ia dikalahkan Raden Wijaya pendiri Majapahit.

Pada saat Daha menjadi bawahan Majapahit
Sejak tahun 1293 Daha menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya bersifat simbol, karena pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih Daha. Bhre Daha yang pernah menjabat ialah:

Jayanagara 1295-1309 Nagarakretagama.47:2; Prasasti Sukamerta - didampingi Patih Lembu Sora.
Rajadewi 1309-1375 Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian Gajah Mada.
Indudewi 1375-1415 Pararaton.29:19; 31:10,21
Suhita 1415-1429 ?
Jayeswari 1429-1464 Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; Waringin Pitu
Manggalawardhani 1464-1474 Prasasti Trailokyapuri
Pada saat Daha menjadi ibu kota Majapahit[sunting | sunting sumber]
Menurut Suma Oriental tulisan Tome Pires, pada tahun 1513 Daha menjadi ibu kota Majapahit yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya. Nama raja ini identik dengan Dyah Ranawijaya yang dikalahkan oleh Sultan Trenggana raja Demak tahun 1527.

Sejak saat itu nama Kediri lebih terkenal dari pada Daha. Dan pada saat ini berdasarkan peta daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan peta Provinsi Jawa Timur maka dapat dilihat bahwa Kota Daha pada saat ini berada di daerah sekitar Kota Madiun dan Magetan, Provinsi Jawa Timur.

MENURUT PRASASTI WANUA TENGAH III 830 CAKA (1 OKTOBER 908 M) .LIHAT DAFTAR RAJA JAWA MENURUT VERSI PRASASTI WANUA TENGAH III DI BAWAH INI Kerajaan Keling (KALINGGA DI KELING KEPUNG KEDIRI /SEKARANG ADALAH BAGIAN WILAYAH JAWA TIMUR) 1. Prabhu Wasumurti 594-605 2. Prabhu Wasugeni 605-632 3. Prabhu Wasudewa 632-652 4. Prabhu Wasukawi 652- 5.. Prabhu Kirathasingha 632-648 7. Prabhu Kartikeyasingha sang mokteng Mahamerwacala 648-674 8. Sri Maharani Mahisasuramardini Satyaputikeswara (Dewi Shimha) 674-695 Dimasa ini Ibukota Kerajaan Keling Kalingga Di Pindah Ke Sekitar JEPARA ,KEMUDIAN KALINGGA dibagi dua: A. Kerajaan Bhumi Sambhara (Keling) 1. Rakryan Narayana Prabhu Iswarakesawalingga Jagatnata Bhuwanatala 695-742 2. Rakryan Dewasingha Prabhu Iswaralingga Jagatnata 742-760 3. Rakryan Limwana Prabhu Gajayanalingga Jagatnata 760-789 4. Dewi Satyadarmika (Uttejana!) menikah dengan Rakai Panangkaran B. Kerajaan Bhumi Mataram (Medang) 1. Rani Dewi Parwati Tunggalpratiwi 695-709 2. Dewi Sannaha 709-716 3. Sang Bratasennawa (Sanna) 716-732 4. Prabhu Sanjaya Ksatrabhimaparakrama Yudhenipuna Bratasennawaputra (Rakai Medang Sang Ratu Sanjaya) 732-754 5. Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Sangkara Tejahpurnapana Panangkarana 754-782 Wangsa Sailendra a. Sri Maharaja Dharanindra Sang Prabhu Sri Wirawairimathana (raja daerah di Bhumisambara 755-782) 782-801 b. Sri Maharaja Samaratungga (Samaragrawira) 801-846 c. Pramodawardhani (Sri Kahulunan) menikah dengan Rakai Pikatan 6. Rakai Panunggalan Lingganagarottama (Prabhu Dyah Panunggalan Bhimaparakrama Linggaprawita Jawabhumandala) 782-800 7. Rakai Warak Dyah Watukura Lingganarottama Satyajayabhumi 800-819 8. Rakai Garung Dang Rakarayan Patapan Pu Palar 819-840 9. Rakai Pikatan Dyah Kamulyan Sang Prabhu Linggeswara Sakalabhumandala 840-856 10. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (Sri Maharaja Kayuwangi Tunggalkawasa Sakalabhumi / Sri Maharaja Rakai Kayuwangi Sri Sajanotsawatungga) 856-886 11. Sri Maharaja Gurunwangi Dyah Saladu & Rakai Gurunwangi Dyah Ranumanggala 886-890 12. Sri Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra 890-896 13. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (Pu Tguh!) 896-898 14. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambhu (Sri Iswarakesawa Samarottungga) 898-910 15. Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya (Rakai Kalungwarak Pu Daksa) 910-919 16. Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodong Sri Sajjana Sanmattanuragatunggadewa 919-924 17. Sri Maharaja Rakai Pangkaja/Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamotungga 924-929 18. Sri Maharaja Rakai Hino Pu Sindok Sri Isanawikramadharmotunggadewa 929-947 19. Rani Sri Isanatunggawijaya & Sri Lokapala 947-960! 20. Sri Maharaja Makutawangsawardhana 960!-980! 21. Sri Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa (Sang Apanji Wijayamertawardhana) 980!-1016 22. Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramotunggadewa 1019-1043 Kerajaan dibagi 2, Pangjalu dan Janggala. Versi Prasasti Wanua Tengah III 830 S (1 Oktober 908) 1. Rahyangta ri Mdang (Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya) 2. Rahyangta i Hara 3. Rakai Panangkaran 7 Oktober 746- 1 April 784 4. Rakai Panaraban 1 April 784- 28 Maret 803 5. Rakai Warak Dyah Wanara 28 Maret 803- 5 Agustus 827 6. Dyah Gula (hanya 6 bulan) 5 Agustus 827- 24 Januari 828 7. Rakai Garung 24 Januari 828- 22 Februari 847 8. Rakai Pikatan Dyah Saladu 22 Februari 847- 27 Mei 855 9. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala 27 Mei 855- 5 Februari 885 10. Dyah Tagwas (hanya 8 bulan) 5 Februari - 27 September 885 11. Rakai Panumwangan Dyah Dewendra 27 September 885- 27 Januari 887 12. Rakai Gurunwangi Dyah Bhadra (hanya 1 bulan) 27 Januari - 24 Februari 887 13. Rakai Limus Dyah Dewindra 887-894 14. Rakai Wungkalhumalang Dyah Jbang 27 November 894-23 Mei 898 15. Rakai Watukura Dyah Balitung 23 Mei 898- ? Kerajaan Janggala 1. Sri Maharaja Mapanji Garasakan 1041/3-1049 2. Sri Maharaja Sri Samarotsaha Karnnakeshana Ratnasangkha Kirttisingha Jayantaka Tunggadewa 1049-1059 3 a. Sri Maharaja Garasakan (Raja Janggala-Pangjalu) 1049-1052 3b. Sri Maharaja Mapanji Alanjung Ahyes Makoputadhanu Sri Ajnajabharitamawakana (Raja Janggala-Pangjalu) 1052-1059 4. Sri Maharaja Rake Hino Sri Kretapati 1059- ? Kerajaan Pangjalu (Kadiri) 1. Sri Samarawijaya Dhanasuparnnawahana Tguh Uttunggadewa 1041/3-1049 2a.Sri Maharaja Jitendrakara Wuryyawiryya Parakrama Bhakta 1051 (Prasasti Mataji) 2b. Mapanji Alanjanung 1049-1052 3. Sang Jayawisesa Digjayasastraprabhu 1052-1102 4. Sri Maharaja Jayabhuwana Keshananantawikramottunggadewa 1102-1104 5. Sri Maharaja Jayawarsa Digjayasastraprabhu 1104-1115 6. Sri Maharaja Rake Sirikan Sri Parameswara Sakalabhuwana 1115-1117 7. Sri Maharaja Rake Sirikan Sri Bameswara Sarwwayasa Wiryjanagara 1117-1135 8. Sri Maharaja Sri Warmmeswara (Jayabhaya) 1135-1159 9. Sri Maharaja Rake Sirikan Sri Sarwweswara 1159-1169 (1171!) 10. Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryyeswara 1169-1181 11. Sri Maharaja Sri Kroncaryyadipa Sri Gandra 1181-1182(1185!) 12. Sri Maharaja Kameswara Triwikrama 1182-1194(!) 13. Sri Maharaja Sarwweswara (Srengga) 1194-1205(!) 14. Sang Prabhu Kretajaya (Prabhu Dangdanggendis) 1205(!)-1222 15. Sang Prabhu Jayasabha 1222-1258 16. Sang Prabhu Sastrajaya 1258-1271 17. Sang Prabhu Jayakatwang 1271-1293 Kerajaan Tumapel (vasal Panjalu) 1. Tunggul Ametung 1218-1220 2. Ken Arok 1220-1222 Kerajaan Tumapel di Kutaraja 1. Sri Rajasa Bhattara Sang Amurwabhumi (Ranggah Rajasa atau Bhatara Siwa) 1222-1227 kerajaan dibagi 2: A. Kerajaan Panjalu di Daha 1. Mahisa Wongateleng (Bhatara Parameswara) 1227- ! 2. Nararya Guning Bhaya (Agni Bhaya) ! - ! 3. Nararya/Panji Tohjaya ! -1250 B.Kerajaan Tumapel di Kutaraja & Singhasari(1254) 1. Sang Anusapati (Anusanatha) 1227-1248 2. Sri Jaya Wisnuwarddhana (Mapanji Sminingrat/Ranggawuni) 1248-1268 3. Sri Maharajadhiraja Sri Kertanagara Wikramadharmottunggadewa (Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wiraasta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murdhaja) 1268-1292 KERAJAAN MAJAPAHIT IYANG BERIBUKOTA DI TROWULAN 1. Sri Kertarajasa Jayawarddhana Anantawikrama Uttunggadewa (Nararya Sanggramawijaya atau Sri Harsawijaya) 1293-1309 2. Sri Jayanagara atau Kalagemet (Sri Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhiseka Wikramottunggadewa) 1309-1328 3. Sri Tribhuwanottunggaraja Anantawikramottunggadewi (Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani atau Tribhuwanawijayattunggadewi) 1328-1351 4. Maharaja Sri Rajasanagara Bhra Hyang Wekas ing Sukha (Hayam Wuruk atau Rajasarajaya) 1351-1389 5a. Wikramawarddhana (Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama atau Raden Gagaksali) Raja Kedaton Kulon 1389-1429 5b. Kusumawarddhani (Raja Kedaton Kulon) 1400-1401 6a. Paduka Parameswara Sri Wijayarajasa (Raja Kedaton Wetan) 1376-1398 6b. Bhre Wirabhumi (Raja Kedaton Wetan) 1398-1406 7. Suhita (Prabhu Stri) 1429-1447 8. Sri Maharaja Wijayaparakramawarddhana Dyah Kertawijaya (Bhre Tumapel atau Prabhu Brawijaya) 1447-1451 9. Sri Rajasawarddhana Sang Sinagara (Bhre Pamotan) 1451-1453 Interregnum 1453-1456 10. Girisawarddhana Dyah Suryawikrama Bhra Hyang Purwawisesa (Bhre Wengker) 1456-1466 11. Sri Singhawikramawarddhana Dyah Suraprabhawa (Bhre Pandan Salas atau Bhre Kertabhumi) 1466-1478 IBU KOTA MAJAPAHIT DI PINDAH KE DAHA KEDIRI (IBUKOTA KERAJAAN KELING /KALINGGA DIZAMAN DAHULU)NAMA KERAJAANNYA ADALAH WILWATIKTA JENGGALA PANJALU KEDIRI 1. Girindrawarddhana Dyah Wijayakarana Sang Mokta ring Amretawisesalaya (Bhre Mataram) 1478-1482 2. Girindrawarddhana Singhawarddhana Dyah Wijayakusuma Sang Mokta ring Mahalayabhawana (Bhre Pamotan) 1483-1486 3. Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya (Bhatara Wijaya atau Bhre Kertabhumi) 1486-1527. Kalingga di keling kepung kediri,kalingga di jepara,mataram kuno,kanjuruhan,medhang ,jenggala,panjalu,daha kediri,singasari,majapahit, bukankah semua adalah keluarga yang berserak.yang awalnya hanya satu keluarga di kerajaan keling kalingga Kediri?.



Catatan red,KEDIRI pernah menjadi ibukota HASTINAPURA Yang berganti nama menjadi YAWASTINA Diera Prabu Yudayana Yang kemudian YAWASTINA ini Tenggelam Oleh banjir lumpur diera Prabu Astradarma ,dan pernah menjadi ibukota WIDARBA di MAMENANG KEDIRI diera Prabu Gendrayana dan Di Sri Aji Jaya Baya.,

2 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4 angka [8666] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
    insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 870 JUTA , wassalam.


    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..







    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
    butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D



    DAN PESUGIHAN TUYUL

    BalasHapus