Minggu, 30 September 2018

CANDI JAGO (CANDI JAYAGHU /CANDI KEAGUNGAN) KERAJAAN SINGHASARI

CANDI JAGO ,CANDI JAYAGHU,CANDI KEAGUNGAN
,

Salam Nusantara Jaya.RAHAYU SAGUNG DUMADI,Salam Bhineka Tunggal Ika,Salam sejahtera Damai Di Hati
Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama Candi Jago Sebenarnya berasal dari kata "Jayaghu", yang didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13. Jayaghu, yang artinya adalah 'keagungan', merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tempat suci. Candi ini berlokasi di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat 8°0′20,81″LU 112°45′50,82″BT.

Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Secara keseluruhan bangunan Candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Sekarang Arca ini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.


Struktur Candi Jago
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Keseluruhannya memiliki panjang 23,71 m, lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi Jago tampak sudah tidak utuh lagi; yang tertinggal pada Candi Jago hanyalah bagian kaki dan sebagian kecil badan candi. Badan candi disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan candi terletak di bagian teras ke tiga. Atap dan sebagian badan candi telah terbuka. Secara pasti bentuk atap belum diketahui, namun ada dugaan bahwa bentuk atap Candi Jago menyerupai Meru atau Pagoda.

Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Khresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago kita berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).

Pada sudut kiri (barat laut) Candi Jago terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel, yaitu kura-kura. Ada dua kura-kura yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi menggigit setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh segerombolan serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan kata-kata (berucap), sehingga terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi makanan serigala. Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam usaha atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.

Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari ajaran Buddha. Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita ini bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan tentang raksasa Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasihat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa terkabul.


Salah satu patung yang awalnya terdapat pada Candi Jago, yang merupakan perlambangan Dewi Bhrkuti
Pada teras ketiga terdapat cerita Arjunawiwaha yang meriwayatkan perkawinan Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna mengalahkan raksasa Niwatakawaca.

Hiasan pada badan Candi Jago tidak sebanyak pada kakinya. Yang terlihat pada badan adalah relief adegan Kalayawana, yang ada hubungannya dengan cerita Kresnayana. Relief ini berkisah tentang peperangan antara raja Kalayawana dengan Kresna. Sedangkan pada bagian atap candi yang dikirakan dulu dibuat dari atap kayu/ijuk, sekarang sudah tidak ada bekasnya.

Asal Usul
Masih menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, pembangunan Candi Jago atas perintah Raja Kertanagara ini berlangsung sejak tahun 1268 M sampai dengan tahun 1280 M, sebagai penghormatan bagi ayahandanya Raja Singasari ke-4, Sri Jaya Wisnuwardhana, yang mangkat pada tahun 1268. Walaupun dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Singasari, disebutkan dalam kedua kitab tersebut bahwa Candi Jago selama tahun 1359 M merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Keterkaitan Candi Jago dengan Kerajaan Singasari terlihat juga dari pahatan padma (teratai), yang menjulur ke atas dari bonggolnya, yang menghiasi tatakan arca-arcanya. Motif teratai semacam itu sangat populer pada masa Kerajaan Singasari.

Yang perlu dicermati dalam sejarah Candi Jago adalah adanya kebiasaan raja-raja zaman dahulu untuk memugar candi-candi yang didirikan oleh raja-raja sebelumnya. Candi Jago juga telah mengalami pemugaran pada tahun 1343 M atas perintah Raja Adityawarman dari Melayu yang masih memiliki hubungan darah dengan Raja Hayam Wuruk.

Adityawarman pun mendirikan candi tambahan dan menempatkan Arca Manjusri

Inilah Lambang /Lencana Kerajaan Singhasari yang dicari cari ahli sejarah purbakala.
di temukan di samping Toilet komplek candi jago.Rawan Pencurian,karna tidak dirawat sebagaimana mestinya.bersyukur saya masih sempat menemukan lencana ini.dan mengabadikannya dalam foto di bawah ini,Mohon Pemerintah dan instansi terkait ,dinas purbakala.dll segera mengamankan lencana Kerajaan Singhasari ini.


Sabtu, 24 Februari 2018

CANDI GAYATRI,BOYOLANGU,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR,INDONESIA

CANDI GAYATRI ,BOYOLANGU,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR,INDONESIA

 Candi Gayatri adalah reruntuhan candi Hindu yang berada di dusun Boyolangu, kalurahan Boyolangu, kecamatan Boyolangu, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Lokasi di Wikimapia [1]. Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289 Ç (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M), yang kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman kerajaan Majapahit.


Di dalam kawasan candi ini terdapat satu candi induk dan dua candi perwara di sebelah selatan dan utaranya. Candi induk berukuran 11,40 m x 11,40 m, mempunyai arca Gayatri (arca wanita dari ratu Sri Rajapatni, nenek dari raja Hayam Wuruk)) dengan panjang 1,1 m, lebar 1 m dan tinggi 1,2 m. Pada candi perwara di sebelah selatan terdapat arca Nandi, arca Dwarapala dan arca Mahisasura Nandini. Pada candi perwara di sebelah utara terdapat dua patung yoni yang disangga oleh kepala naga, arca Ganesa dan sebuah patung Jaladwara.







Senin, 19 Februari 2018

CANDI SANGGRAHAN,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR ,INDONESIA

CANDI SANGGRAHAN,TULUNG AGUNG,INDONESIA


Rahayu Sagung Dumadi
Candi Sanggrahan terletak di Dusun Sanggrahan, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu. Secara umum kompleks Candi Sanggrahan terdiri atas sebuah bangunan induk dan dua buah sisa bangunan kecil lainnya.
Candi Sanggrahan dibangun sebagai tempat peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta wanita Budha kerajaan Majapahit bernama Gayatri (Istri Raden Wijya Pendiri Kerajaan Majapahit /Sri Kertarajasa Jaya Wardhana anantawikrama Uttunggadewa/Nararya Sanggrama Wijaya/Sri Harsawijaya yang bertahta di Majapahit Selama 16 th dari th 1293-1309 M.).yang bergelar Rajapadmi. 
Dimungkinkan Candi Sanggrahan dibangun pada  masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk /Maha Raja Sri Rajasa Nagara Bhra Hyang Wekas ing Sukha. Raja Majapahit Ke 4.yang bertahta di Majapahit Th (1351-1389 ,M).


Bagian kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat dinding relief harimau. Di bagian tangga ada reruntuhan batu bekas gapura. .Dulu ada enam buah patung budha namun karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan dirumah juru kunci sebelah selatan candi.



Disekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan sejarah yang berserakan di sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara candi juga sebuah umpak di utara tugu dan jika anda menggali tanah disekitar candi maka akan banyak ditemukan gerabah kuno peninggalan masa lalu.



GAYATRI
Gayatri atau Rajapatni adalah nama salah satu istri Raden Wijaya raja pertama Majapahit (1293-1309) yang menurunkan raja-raja selanjutnya. Silsilah Gayatri Nagarakretagama menyebutkan Raden Wijaya menikahi empat orang putri Kertanagara raja terakhir Singhasari, yaitu Tribhuwana bergelar Tribhuwaneswari, Mahadewi bergelar Narendraduhita, Jayendradewi bergelar Prajnyaparamita, dan Gayatri bergelar Rajapatni. Selain itu, ia juga memiliki seorang istri dari Melayu bernama Dara Petak bergelar Indreswari. Dari kelima orang istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya Dara Petak dan Gayatri. Dari Dara Petak lahir Jayanagara, sedangkan dari Gayatri lahir Tribhuwanotunggadewi dan Rajadewi. Tribhuwanotunggadewi inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya. Peranan Gayatri dalam Perjuangan Pararaton menyebutkan Raden Wijaya hanya menikahi dua orang putri Kertanagara saja. Pemberitaan tersebut terjadi sebelum Majapahit berdiri. Diperkirakan, mula-mula Raden Wijaya hanya menikahi Tribhuwaneswari dan Gayatri saja. Baru setelah Majapahit berdiri, ia menikahi Mahadewi dan Jayendradewi pula. Dalam Kidung Harsawijaya, Tribhuwana dan Gayatri masing-masing disebut dengan nama Puspawati dan Pusparasmi. Pada saat Singhasari runtuh akibat serangan Jayakatwang tahun 1292, Raden Wijaya hanya sempat menyelamatkan Tribhuwana saja, sedangkan Gayatri ditawan musuh di Kadiri. Setelah Raden Wijaya pura-pura menyerah pada Jayakatwang, baru ia bisa bertemu Gayatri kembali.Dengan Jaminan dari Arya Wiraraja.Raden Wijaya ahirnya di ampuni oleh Jaya Katwang Raja panjalu Kediri ke 17.yang bertahta di Kediri Th 1271-1293 M.kemudian Raden Wijaya Di ANUGRAHI TANAH Yang KEMUDIAN DITANAH ITU KELAK BERDIRI MAJAPAHIT Setelah Mengantarkan pasukan TAR -TAR Menyerbu KRATON KEDIRI.Dan JAYAKATWANG Mati terbunuh dalam peristiwa tersebut. Pararaton menyebutkan, Raden Wijaya bersekutu dengan bangsa Tatar (Mongol) untuk dapat mengalahkan Jayakatwang. Konon Raja Tatar bersedia membantu Majapahit karena Arya Wiraraja (pembesar dari Madura di era Kediri dan Singasari masih berdiri).menawarkan Tribhuwana dan Gayatri sebagai hadiah. menurut penulis di wikipedia.Kisah tersebut hanyalah imajinasi pengarang Pararaton saja, karena tujuan utama pengiriman pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese ke tanah Jawa adalah untuk menaklukkan Kertanagara.(tapi pada kenyataanya yang diserang bukan Kertanegara di SINGOSARI melainkan JAYAKATWANG DI KEDIRI. Setelah Jayakatwang kalah, Raden Wijaya dan Arya Wiraraja ganti menghadapi pasukan Tatar. Dikisahkan dalam Pararaton bahwa, kedua putri siap untuk diserahkan dengan syarat tentara Tatar harus menyembunyikan senjata masing-masing, karena kedua putri tersebut ngeri melihat senjata dan darah. Maka, ketika pasukan Tatar, tanpa senjata, datang menjemput kedua putri, pasukan Raden Wijaya segera membantai mereka. Gayatri Sepeninggal Jayanagara Raden Wijaya menjadi raja pertama Majapahit sejak tahun 1293. Ia meninggal tahun 1309 dan digantikan putranya, yaitu Jayanagara. Pada tahun 1328 Jayanagara mati dibunuh Ra Tanca. Menurut Nagarakretagama, sebagai sesepuh keluarga kerajaan yang masih hidup, Gayatri berhak atas takhta. Akan tetapi Gayatri saat itu sudah mengundurkan diri dari kehidupan duniawi dengan menjadi Bhiksuni (pendeta Buddha). Ia lalu memerintahkan putrinya, yaitu Tribhuwanotunggadewi naik takhta mewakilinya pada tahun 1329 menggantikan Jayanagara yang tidak punya keturunan. Pada tahun 1350, Tribhuwanotunggadewi turun takhta bersamaan dengan meninggalnya Gayatri. Nagarakretagama seolah memberitakan kalau takhta Jayanagara diwarisi Gayatri, karena ibu tirinya itu adalah putri Kertanagara. Mengingat Gayatri adalah putri bungsu, kemungkinan saat itu istri-istri Raden Wijaya yang lain sudah meninggal semua dan garis keturunan yang masih tersisa adalah dari Gayatri. Karena Gayatri telah menjadi pendeta, maka pemerintahannya pun diwakili oleh puterinya, Tribhuwanotunggadewi yang diangkat sebagai Rajaputri (Raja perempuan), sebutan untuk membedakan dengan istilah "Ratu" dalam bahasa Jawa yang berarti "penguasa". Sementara Berberapa pihak menganggap berita dalam Nagarakretagama tersebut kurang tepat, karena pada tahun 1351 Tribhuwanotunggadewi masih menjadi rajaputri, terbukti dengan ditemukannya prasasti Singasari. Nagarakretagama dan Pararaton juga memberitakan pada tahun 1362 Hayam Wuruk (raja keempat) mengadakan upacara Sraddha memperingati 12 tahun meninggalnya Gayatri Rajapatni. Kepustakaan Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara


Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.

OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  

Minggu, 18 Februari 2018

CANDI MIRIGAMBAR (CANDI ANGLING DARMA) ,TULUNG AGUNG.JAWA TIMUR,INDONESIA

CANDI MIRIGAMBAR (CANDI ANGLING DARMA),TULUNG AGUNG,INDONESIA.

Candi Mirigambar terletak di desa Mirigambar, kecamatan Sumbergempol, Tulungagung. Candi ini tersusun dari batu bata. Meskipun hanya berbentuk reruntuhan, akan tetapi keagungannya masih bisa terlihat sampai sekarang.

Keindahan tersebut tercermin pada sisa-sisa reliefnya yang terpahat halus di permukaan batu bata. Relief yang terpahat di Candi Mirigambar ini mengisahkan tentang legenda Angling Dharma, sehingga candi ini sering juga disebut dengan sebutan Candi Angling Dharma.(Menurut AGUNG PAMBUDI .jika Relief candi ini Memang benar Berkisah tentang ANGLING DARMA RAJA MALAPATI tentu tidak lepas dari asal usul ANGLING DARMA dan perjalanan Hidupnya ,Yang tercatat dalam kitab PUSTAKA RAJA PURWA ,dan PARAMAYOGA.Bahwa ANGLING DARMA Adalah CUCU MAHA RAJA SRI AJI JAYABAYA RAJA WIDARBA DI MAMENANG KEDIRI Yang terlahir dari Putri SRI AJI JAYA BAYA Yang bernama DEWI PRAMESTI,Dan ayahnya ADALAH ASTRADARMA ,MAHA RAJA YAWASTINA Terahir,

ayahanda SRI AJI JAYA BAYA Juga merupakan RAJA YAWASTINA  Yaitu PRABU GENDRAYANA RAJA YAWASTINA Yang tahtanya direbut oleh adiknya yang bernama SUDARSANA.Kemudian Prabu GENDRAYANA Mendirikan kerajaan WIDARBA di MAMENANG KEDIRI ,Kemudian tahta YAWASTINA Diwariskan kepada putra SUDARSANA  yang bernama SARIWAHANA,Lalu SARIWAHA Mewariskan tahta YAWASTINA Kepada Putra-nya yang bernama ASTRA DARMA .ASTRA DARMA Kemudian menikah dengan DEWI PRAMESTI Putri SRI AJI JAYA BAYA.

Perlu diketahui bahwa YAWASTINA Itu dahulu namanya adalah HASTINAPURA.Dimasa pemerintahan PRABU YUDAYANA (putra PARIKESIT) Nama HASTINAPURA Dirubah Menjadi YAWASTINA,

Suatu hari PRABU JAYA BAYA Murka ,Mendapati Putrinya hidup terlunta lunta karna diusir dari kraton Yawastina oleh suaminya yaitu ASTRA DARMA.Saat itu Dewi Pramesti Sedang hamil Tua.Melihat Putrinya disia sia.maka MURKALAH SRI AJI JAYA BAYA ,Kerajaan YAWASTINA di kutuk oleh SRI AJI JAYA BAYA Tenggelam oleh Banjir Lumpur,dan kutukan itu Menjadi Kenyataan,YAWASTINA Tenggelam oleh Banjir lumpur,Prabu ASTRADARMA Mati tenggelam berikut seisi kerajaan (Kraton HASTNA PURA /YAWASTINA Diperkirakan lokasinya terpendam di lereng GUNUNG KELUD KEDIRI).
.Tak lama Kemudian Dewi Pramesti Di KRATON WIDARBA MAMENANG KEDIRI Melahirkan seorang bayi Laki Laki Yang Di Beri nama ANGLING DARMA.Yang kelak dikemudian hari ia Mendirikan Kerajaan MALAWAPATI.Berbarengan dengan lahirnya ANGLING DARMA.SRI AJI JAYA BAYA MOKSHA.Dan Menitis Kedalam diri Cucunya yaitu ANGLING DARMA.Kemudian Tahta WIDARBA DI MAMENANG KEDIRI Di Wariskan kepada kakak tertua dewi pramesti yang bernama PRABU JAYA AMIJAYA.

ANGLING DARMA Setelah Dewasa Mendirikan Kerajaan Malawapati.ia Menikah dengan dewi Setyawati adik Batik Madrim Putra Resi Manik Sutra,Batik Madrim Menjadi Patih Dikerajaan malawapati .kisah ANGLING DARAMA DAN PATIH BATIK MADRIM ini sangat mahsyur karna keduanya sama sama sakti mandraguna,dan tertulis dalam sejarah emas di bhumi nusantara.

ANGLING DARMA Di Suatu hari kemudian menikah dengan Dewi AMBARWATI Putri PRABU DARMAWANGSA RAJA BOJANEGARA.Dari perkawinannya ini lahirlah seorang anak laki laki yang bernama ANGLING KUSUMA.ANGLING KUSUMA Kelak mewarisi tahta kerajaan kakeknya yaitu kerajaan BOJANEGARA.(BOJONEGORO).

Menurut para ahli sejarah di tulung agung
Candi Mirigambar diperkirakan dibangun pada akhir abad XII hingga akhir abad XIV, sesuai dengan relief angka yang terpahat pada candi ini yakni pertama, dipahatan pada dinding kaki candi sebelah sisi kanan memuat tahun 1321 saka (1399 Masehi), sedangkan kedua, terletak tidak jauh di sebelah barat candi yang berangkakan tahun 1310 saka (1388 Masehi). . Dari situ pula dapat dilihat bahwa, pembangunan candi Mirigambar tergolong cukup lama, yakni sejak akhir pemerintahan Kertanegara 1268-1292 M.(Raja Terahir Singosari. setelah di Gulingkan Oleh Jaya Katwang Raja Panjalu Kediri ke 17 yang bertahta di Panjalu Kediri Tahun 1271-293 M) ,hingga masa pemerintahan Hayam Wuruk Raja majapahit ke 4 yang bertahta tahun 1351 M-1389 M.
Banyaknya tinggalan-tinggalan lain di sekitar Candi MiriGambar, mengindikasikan bahwa dahulunya lokasi ini merupakan sebuah komplek percandian yang sangat luas. Sehingga tidak mengherankan jiga pembangunannya memakan waktu yang cukup lama. Tinggalan-tinggalan lain yang berada di sekitar Candi Mirigambar antara lain Bekas Pemandian Mliwis Putih, Candi Tuban, dan reruntuhan candi lain 300 m di timur Candi Mirigambar.


Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.

OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  
terlihat kondisi Candi sangat Memprihatinkan.pesanku kepada Pemerintah ,Hendaknya kedepan lebih memperhatikan situs situs sejarah purbakala kususnya di jawa timur,agar generasi di masa datang tidak kehilanagn jati dirinya sebagai orang jawa yang sudah diwarisi sekian banyak Peradaban Agung di Bhumi Nusantara ini.Rahayu.Sagung Dumadi

Sabtu, 17 Februari 2018

CANDI DADI,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR,INDONESIA

CANDI DADI,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR,INDONESIA



Menurut sejarah yang ditulis WIKIPEDIA.
Candi Dadi terletak di Desa Wajak Kidul, Boyolangu,  Tulungagung, Jawa Timur.Indonesia Letak Candi Dadi tidak jauh dari lokasi Candi Cungkup, Candi Gayatri, dan Goa Selomangleng. Candi Dadi sebenarnya merupakan bagian dari kompleks percandian. Desa Wajak Kidul bagian selatan merupakan perbukitan. Pada empat puncak perbukitan tersebut masing-masing terdapat satu buah candi dan Candi Dadi ada pada puncak tertinggi. Pada puncak lain terdapat Candi Gemali, Candi Buto, dan Candi Bubrah/Wurung sehingga membentuk deretan candi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi, yaitu Candi Dadi. Selain Candi Dadi, kondisi candi-candi itu sekarang tinggal puing-puing yang berserakan.

Selamatan merupakan sarana berdoa masyarakat Jawa. Sebagian masyarakat di sekitar candi menggunakan Candi Dadi sebagai sarana berdoa untuk mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Upacara (doa) biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu, terutama pada tanggal 1 Suro. Masyarakat tersebut membentuk sebuah paguyuban aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.




LEGENDA RAKYAT
Menurut catatan yang ditulis www.tempatangker.com – 
Candi Dadi, merupakan sebuah peninggalan sejarah pada masa kerajaan Majapahit yang letaknya berada di Dusun Mojo, Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Jika diperhatikan dengan seksama, Anda akan menyadari bahwa candi ini tidak memiliki arca maupun tangga masuk hiasan. Inilah yang disebut “Candi Tunggal”.

Sama seperti halnya peninggalan sejarah, Candi Dadi juga sarat dengan aura mistis sekaligus keramat terlebih jika dikaitkan dengan asal-usul candi itu.

Konon, dahulu kala ada seorang pangeran yang sengaja datang ke desa Kedungjalin untuk melamar seorang putri cantik jelita. Ia sebenarnya tak ingin menerima lamaran, namun karena tidak bisa menolak secara langsung, Sang Putri pun mau menerima lamaran dengan syarat Sang Pangeran harus bersedia membangun 4 buah candi dalam kurun waktu satu malam saja.

Bagi Sang Pangeran, syarat tersebut tidaklah sulit sehingga ia segera mulai proses pembangunan candi demi pujaan hatinya. Sang Putri tak menyangka jika persayaratan yang ia ajukan ternyata dengan mudahnya dikerjakan sehingga ia berpikir keras untuk menggagalkan usaha Sang Pangeran. Akhirnya ketika candi ke-4 hampir selesai, Sang Putri memerintahkan beberapa wanita untuk membunyikan suara lesung.

Mendengar suara lesung, Sang Pangeran menyangka hari telah berganti pagi dan akhirnya pembangunan candi ke-4 terpaksa tak diselesaikan. Tak berapa lama, Sang Pangeran menyadari bahwa hari masih petang dan ia merasa telah ditipu oleh Sang Putri. Dengan murkanya, Sang Pangeran mengutuk para wanita di desa itu takkan bertemu dengan jodohnya kecuali telah masuk usia tua.

Meski dikategorikan legenda, nyatanya sebagian besar wanita yang tinggal di desa tempat Candi Dadi berada baru bertemu dengan jodoh mereka ketika menginjak usia tua. Oleh karena itu, warga desat menjuluki candi itu sebagai salah satu tempat keramat di Tulungagung hingga saat ini.(hehe ceritanya mirip kayak sangkurian n Dang hyang sumbi.n mirip kayak Bandung Bondowoso melamar Roro Jonggrang,mirip Juga dengan Legenda Masjid Tiban Setono Gedong Kediri).



Sekilas Tentang Candi Dadi

Menurut catatan Dari https://www.ibnuwajak.id/2016/03/candi-dadi-tulungagung.html

Candi Dadi di Tulungagung merupakan peninggalan dari kerajaan Majapahit dari abad XIV sampai abab XV. Dari beberapa sumber candi ini dibangun oleh rakyat Majapahit yang beragama Hindu-Budha yang mengasingkan agar tetap dapat menjalankan kepercayaan ketika masa berakhirnya kekuasaan Hayam Wuruk.

Keunikan candi dadi adalah tidak terdapatnya hiasan relief maupun arca serta merupakan candi tunggal. Denah Candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 14 meter lebar 14 meter dan tinggi 6,50 meter. Candi Dadi Berada di Ketinggian 360 mdpl

Atas Candi Dadi berbentuk segi delapan dengan lubang sumuran ditengah. Ukuran lubang ini 3,5 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter. Menurut situs www.siwisangnusantara.web.id, Candi dadi adalah satu-satunya candi di Indonesia yang memiliki lubang sumur di atasnya serta sejak awal berdirinya belum pernah mengalami pemugaran jadi candi dadi ini masih sama dengan zaman dulu. Memang kalau ditelisik masuk akal sekali belum pernah di pugar karena lokasi yang ada di atas puncak gunung selain itu jika ingin dipugar prosesnya akan memakan banyak tenaga. Sulit medan dan air adalah faktor utamanya.


Fungsi dari sumur ini masih belum jelas karena dari pihak  tim arkeologi Trowulan memperkirakan lubang ini sebagai YONI. Yoni dalam bahasa sansekerta berarti bagian/ tempat (kandungan) melahirkan. Arti lain dari Yoni antaranya adalah sumber, asal, sarang, rumah, tempat duduk, kandang, tempat istirahat, tempat penampunganair, dan lain-lain.



Fungsi sumur lainnya adalah sebagai tempat pembakaran mayat.



Kalau wajakteknologi sendiri berpendapat Candi Dadi adalah Yoni besar yang berbentuk candi yang besar. karena menilik dari arti yani dan juga bentuk yoni pada umumnya yang kecil memiliki lubang ditengahnya.



Wajakteknologi juga pernah berbincang-bincang dengan bapak wajakteknologi tentang fungsi sumurnya juga mengerucut terhadap dua pendapat itu sebagai Yoni tempat penampungan air dan tempat pembakaran mayat 

Begitulah sekilas tentang Candi Dadi Tulungagung - Candi Satu-Satunya di Indonesia yang Memiliki Lubang di Atasnya. Jika ada kurangnya atau kekeliruan informasi mohon diingatkan



Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.

OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  


CANDI DADI Menurut AGUNG PAMBUDI

Rahayu Sagung Dumadi. Dilihat dari bentuknya CANDI DADI ini tidak seperti candi yang biasa ditemukan di era Majapahit abad ke XIV-XV M.karna di tengahnya ada Sumur dan kelilingnya berbentuk segi delapan.apakah tidak curiga bahwa Candi Dadi Ini ADALAH SEBUAH YONI YANG BESAR YANG DARI LUBANGNYA ITU UNTUK MENARUH LINGGA YANG BESAR JUGA,ataukah tidak Curiga bahwa CANDI DADI ini Jangan Jangan Puncak dari sebuah Piramida atau Punden Berundak.karna letaknya diatas bukit.,
apakah dinas purbakala sudah Melakukan Tes uji Radiometrik Karbon (Carbon Dating ,C14).mengenai usia Candi ini?.siapa tau ternyata lebih tua dari masa Majapahit.Apalagi candi ini letaknya di WAJAK.Bukankah WAJAK banyak peninggalan Purba kala.yang berusia ribuan tahun sebelum Masehi.?
dan Perlu diingat bahwa di Tulung Agung ini ada situs Candi Penampihan yang dibangun diera MAHARAJA WATUKURA DYAH BALITUNG (maha raja mataram kuno /Medang)Yang Bertahta di Medhang ?Mataram kuno th 898 M.-910 M.

Dan Perlu diingat Pula.bahwa Tulung Agung Di abad Ke V-VI Masehi adalah bagian Wilayah Kerajaan KALINGGA Yang beribu kota di Keling Kepung Kediri.dimasa pemerintahan Prabu WASUMURTI Th 595 M-605 M.

Saya Berharap Situs Ini Diteliti Kembali,Tes uji Radiometrik Karbon (Carbon Dating ,C 14),Berapa usia Yang sebenarnya.Kemudian SeTelah Itu.Pemerintah Bisa Lebih Memperhatikan Lagi Situs situs Sejarah Di Jawa Timur Khususnya Untuk Merenovasi bangunan Yang Rusak dan mengembalikan Sesempurna mungkin Peninggalan Leluhur Jawa Dwipa Ini..Agar Kelak ,Generasi Mendatang Tahu jati Diri-nya dan Siapa Leluhurnya yang sudah Banyak meninggalkan Peradaban yang Agung di Bhumi Nusantara ini.Rahayu.

CANDI PENAMPIHAN (ABAD KE 8 MASEHI),TULUNG AGUNG ,JAWA TIMUR ,INDONESIA

CANDI PENAMPIHAN ,TULUNG AGUNG,JAWA TIMUR,INDONESIA.



RAHAYU SAGUNG DUMADI Prasasti peninggalan MAHA RAJA RAKAI WATUKURA DYAH BALITUNG, BERANGKA TAHUN 898 .Luar Biasa .Candi yang cukup tua.mestinya pemerintah bisa mengembalikan kembali situs ini utuh seperti semula.ya semoga ada perhatian lebih dari pemerintah dan dinas yang terkait .Rahayu.



Candi Penampihan adalah candi Hindu kuno peninggalan kerajaan Mataram kuno yang terletak dilereng Gunung Wilis, Dusun Turi Desa Geger kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Merupakan candi Hindu kuno yang dibangun pada tahun Saka 820 atau 898 Masehi.Di Masa Pemerintahan MAHA RAJA RAKAI WATU KURA DYAH BALITUNG Yang bertahta di MATARAM KUNO Tahun 898 M-910 M. Arti Penampihan itu sendiri konon berasal dari Bahasa Jawa yang berarti NAMPI (MENERIMA) . Namun terdapat dua versi arti yang berkembang yaitu, antara penolakan dan penerimaan yang bersyarat. Namun jika mengacu dari kata Penampihan, arti dari kata NAMPI tersebut adalah,MENERIMA.antara penolakan dan penerimaan yang bersyarat.

Candi Penampihan merupakan candi pemujaan dengan tiga tahapan (teras) yang dipersembahkan untuk memuja Dewa Siwa, dimana konon peresmian candi ini dengan mengadakan pagelaran Wayang (ringgit). Selanjutnya era demi era pergolakan perebutan kekuasaan dan politik di tanah jawa berganti mulai dari kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Singosari, hingga Majapahit sekitar abad 9-14 M, candi ini terus digunakan untuk bertemu dan memuja Tuhan, Sang Hyang Wenang. Di dalam kompleks Candi terdapat beberapa Arca yaitu arca Siwa dan Dwarapala, tetapi karena ulah Manusia yang tidak mencintai dan menghargai Heritage dan legacy dari nenek moyang beberapa arca telah hilang dan rusak. Untuk mengamankan beberapa arca yang tersisa yaitu arca siwa sekarang diletakan di museum situs Purbakala Majapahit Trowulan Jawa timur.

Selain Arca terdapat sebuah prasasti kuno yaitu Prasasti Tinulat tertulis dengan menggunakan huruf Pallawa dengan stempel berbentuk lingkaran di bagian atas prasasti. Berdasarkan Penuturan Bu Winarti umur 44 Tahun, juru kunci Candi Penampihan, prasasti itu berkisah tentang Nama-nama raja Balitung, serta seorang yang bernama Mahesa lalatan, siapa dia? Sejarah lisan maupun artefak belum bisa menguaknya. Serta seorang putri yang konon bernama Putri Kilisuci dari Kerajaan Kediri. Selain menyebutkan nama, prasasti itu juga memberikan informasi tentang Catur Asrama yaitu sistem sosial masyarakat era itu di mana pengklasifikasian masyarakat (stratifikasi) berdasarkan kasta dalam agama Hindu yaitu Brahmana, Satria, Vaisya dan Sudra.
Masih di kompleks candi Penampihan terdapat 2 kolam kecil yang bernama Samudera Mantana (pemutaran air samudera), di mana menurut pengamatan empiris selama berpuluh-puluh oleh Bu Winarti, 2 kolam tersebut merupakan indikator keadaan air di Pulau Jawa. Kolam yang sebelah utara merupakan indikator keadaan air di Pulau Jawa bagian utara dan Kolam sebelah selatan merupakan indikator keadaan air di Pulau Jawa bagian selatan. Berdasarkan penuturan Bu Winarti, Apabila sumber air di kedua kolam tersebut kering berarti keadaan air dibawah menderita kekeringan, sebaliknya bila kedua atau salah satu kolam tersebut penuh air berarti keadaan air di bawah sedang banjir.
Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.

OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  

Sabtu, 16 Desember 2017

SEPASANG GELANG Era : Bali / Lombok, abad ke-19


SEPASANG GELANG
Era : Bali / Lombok, abad ke-19



Jenis : Perhiasan Emas
Nama : SEPASANG GELANG
Era : Bali / Lombok, abad ke-19
Material : Emas

Koleksi :
THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART
1000 5th Avenue, New York, NY – USA

Data Museum :

Pair of Bracelets

Date: 19th century
Culture: Indonesia (Bali or Lombok)
Medium: Engraved and chased sheet gold, metal core
Dimensions: Diam. 3 1/8 in. (7.9 cm); H. 1 in. (2.5 cm)
Classification: Jewelry
Credit Line: Purchase, Friends of Asian Art Gifts, 2008
Accession Number: 2008.164a, b
This artwork is not on display

Janganlah ditangisi bila artefak sejarah kita dimiliki Kolektor dan Museum ASING, mungkin itu dijarah saat masa penjajahan atau dijual orang kita sendiri atau bahkan anak keturunan yang sedang membutuhkan uang.

“AMATI DENGAN SEKSAMA, TANGKAP AURA-NYA. DAN CIPTAKAN YANG LEBIH INDAH DARI ITU. MEREKA TIDAK AKAN PERNAH BISA MENJARAH BAKAT DAN KELUHURAN YANG DIWARISKAN LELUHUR KITA”.














sumber https://wilwatiktamuseum.wordpress.com/category/perhiasan-emas-nusantara/gelang-emas/: