Minggu, 26 November 2017

SITUS GUNUNG PADANG DAN NASKAH KIDUNG SUNDA

SITUS GUNUNG PADANG DAN NASKAH KIDUNG SUNDA



MUNCULNYA SITUS GUNUNG PADANG Menjadikan Perdebatan seru Antara SUNDA -JAWA Di Youtube Dan Ini sangat Memprihatinkan.Gara Gara Banyak Generasi Sunda Yang Membaca Naskah KIDUNG SUNDA yang Mengisahkan PERANG BUBAT Antara MAJAPAHIT DI ZAMAN PRABU HAYAM WURUK Dengan MAHA PATIHNYA YAITU GAJAH MADA,Dan Peristiwa Terbunuhnya SRI BADUGA RAJA Saat DYAH PITALOKA Akan Dipersunting Oleh Prabu HAYAM WURUK.
Kisah di Dalam Kidung Sundayana itu Sangat TRAGIS...Hingga Sampai Saat Ini Menimbulkan Dendam Kesumat dan sakit hati yang Tiada Tara Para Genersai Sunda Kepada Orang Jawa.(Sangat Memprihatinkan Gara gara Ulah Kolonial Belanda (Dengan Politik Adu Domba Yang Menghasut SUNDA DAN JAWA JADI BERMUSUHAN Hingga Saat Ini.

KIDUNG SUNDA (ADALAH KEBOHONGAN SEJARAH YANG DICIPTAKAN PENJAJAH BELANDA https://id.wikipedia.org/wiki/Kidung_Sunda
NASKAH KIDUNG SUNDA DI TEMUKAN DI BALI OLEH C,C BERG TH 1927.Dan Diragukan Kebenarannya Karna Tidak Di Ketahui Nama Pengarang Kitab Tersebut dan kapan kitab tersebut di tulis


Perang Bubat
Pertama saya tertarik dengan kalimat di wikipedia “Perang Bubat adalah PERANG yang kemungkinan pernah terjadi pada masa pemerintahan raja MAJAPAHIT“. Bermula dari pertanyaan mengapa ada kata kemungkinan disitu? Satu hal yang pasti adalah terjadinya perang Bubat itu masih diragukan.
Secara pengetahuan umum hampir semua tahu perang ini, yaitu saat Baginda Raja Hayam Wuruk ingin memperistri Putri Sunda Dyah Pitaloka. Namun ketika berada di Bubat mereka dipaksa oleh Gajah Mada agar pernikahan itu bentuk takluknya Kerajaan Sunda terhadap Majapahit. Dan di perang itu semua tentara kerajaan Sunda meninggal tak bersisa termasuk Dyah Pitaloka yang bunuh diri.
Perang ini terjadi pada abad ke-14 di sekitar tahun 1360 M. Dimana catatan sejarah Pajajaran yang ditulis Saleh Danasasmita dan Naskah Perang Bubat yang ditulis Yoseph Iskandar menyebutkan bahwa niat pernikahan itu adalah untuk mempererat tali persaudaraan yang telah lama putus antara Majapahitdan Sunda.  Raden Wijaya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit, dianggap keturunan Sunda dari Dyah Lembu Tal dan suaminya yaitu Rakeyan Jayadarma,  raja kerajaan Sunda. Hal ini juga tercatat dalamPustaka Rajyatajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3. Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Wijaya disebut pula dengan nama Jaka Susuruh dari Pajajaran. Meskipun demikian, catatan sejarah Pajajaran tersebut dianggap lemah kebenarannya, terutama karena nama Dyah Lembu Tal adalah nama laki-laki.
Berikut hal-hal yang membuat peristiwa Bubat ini layak dipertanyakan :
  • Kidung Sunda/Sundayana Sebagai Sumber Informasi Utama
Kidung ini berasal dari Bali dengan bahasa Jawa Pertengahan, Kidung ini ditemukan beberapa versi oleh seorang pakar Belanda bernama Prof Dr.C.C. Berg, Dua di antaranya pernah dibicarakan dan diterbitkannya yaitu kidung Sunda dan Kidung Sundayana, dimana kidung Sunda lebih panjang syairnya.(wikipedia)
Disini saya sudah mulai curiga, kidung sunda/sundayana yang menjadi referensi utama dari Perang Bubat ini ditemukan oleh seorang Belanda dan pengarang kidung Sundayana ini adalah Anonim. Jadi, dari proses asal-uslnya saja kidung Sunda ini sudah dipertanyakan. Walaupun saya juga masih belum bisa melacak bagaimana proses profesor ini menemukan kidung ini, apakah mencari-cari di perpustakaan Bali, atau dari mulut ke mulut, entahlah. Yang pasti kidung ini pertama kali ditemukan oleh beliau dan tidak diketahui siapa pengarangnya. Dan anehnya lagi kidung ini berada di Bali bukan di Jawa yang notabene disitulah tempat Majapahit dan Perang Bubat ini terjadi. Jadi, berdasar prasangka pribadi dan logika saya Belanda bermain dibalik keberadaan kidung Sunda/Sundayana ini. Seperti halnya kasus perang Aceh yang baru berhasil dimenangkan Belanda setelah ada penyusupan orang  Belanda yang menjadi ulama dan pemecah belah disana. Dan hal terpenting dari kidung ini adalah suatu karya seni bukan suatu karya sejarah seperti Negarakertagama.
  • Isi dari kidung Sundayana
Berikut ringkasan dari Kidung Sunda (source : wikipedia)

Pupuh I

Hayam Wuruk, raja Majapahit ingin mencari seorang permaisuri untuk dinikahi. Maka beliau mengirim utusan-utusan ke seluruh penjuru Nusantara untuk mencarikan seorang putri yang sesuai. Mereka membawa lukisan-lukisan kembali, namun tak ada yang menarik hatinya. Maka prabu Hayam Wuruk mendengar bahwa putri Sunda cantik dan beliau mengirim seorang juru lukis ke sana. Setelah ia kembali maka diserahkan lukisannya. Saat itu kebetulan dua orang paman prabu Hayam Wuruk, raja Kahuripan dan raja Daha berada di sana hendak menyatakan rasa keprihatinan mereka bahwa keponakan mereka belum menikah.
Maka Sri Baginda Hayam Wuruk tertarik dengan lukisan putri Sunda. Kemudian prabu Hayam Wuruk menyuruh Madhu, seorang mantri ke tanah Sunda untuk melamarnya.
Madhu tiba di tanah Sunda setelah berlayar selama enam hari kemudian menghadap raja Sunda. Sang raja senang, putrinya dipilih raja Majapahit yang ternama tersebut. Tetapi putri Sunda sendiri tidak banyak berkomentar.
Maka Madhu kembali ke Majapahit membawa surat balasan raja Sunda dan memberi tahu kedatangan mereka. Tak lama kemudian mereka bertolak disertai banyak sekali iringan. Ada dua ratus kapal kecil dan jumlah totalnya adalah 2.000 kapal, berikut kapal-kapal kecil.
Namun ketika mereka naik kapal, terlihatlah pratanda buruk. Kapal yang dinaiki Raja, Ratu dan Putri Sunda adalah sebuah “jung Tatar (Mongolia/Cina) seperti banyak dipakai semenjak perang Wijaya.” (bait 1. 43a.)
Sementara di Majapahit sendiri mereka sibuk mempersiapkan kedatangan para tamu. Maka sepuluh hari kemudian kepala desa Bubat datang melapor bahwa rombongan orang Sunda telah datang. Prabu Hayam Wuruk beserta kedua pamannya siap menyongsong mereka. Tetapi patih Gajah Mada tidak setuju. Ia berkata bahwa tidaklah seyogyanya seorang maharaja Majapahit menyongsong seorang raja berstatus raja vazal seperti Raja Sunda. Siapa tahu dia seorang musuh yang menyamar.
Maka prabu Hayam Wuruk tidak jadi pergi ke Bubat menuruti saran patih Gajah Mada. Para abdi dalem keraton dan para pejabat lainnya, terperanjat mendengar hal ini, namun mereka tidak berani melawan.
Sedangkan di Bubat sendiri, mereka sudah mendengar kabar burung tentang perkembangan terkini di Majapahit. Maka raja Sunda pun mengirimkan utusannya, patih Anepakěn untuk pergi ke Majapahit. Ia disertai tiga pejabat lainnya dan 300 serdadu. Mereka langsung datang ke rumah patih Gajah Mada. Di sana beliau menyatakan bahwa Raja Sunda akan bertolak pulang dan mengira prabu Hayam Wuruk ingkar janji. Mereka bertengkar hebat karena Gajah Mada menginginkan supaya orang-orang Sunda bersikap seperti layaknya vazal-vazal Nusantara Majapahit. Hampir saja terjadi pertempuran di kepatihan kalau tidak ditengahi oleh Smaranata, seorang pandita kerajaan. Maka berpulanglah utusan raja Sunda setelah diberi tahu bahwa keputusan terakhir raja Sunda akan disampaikan dalam tempo dua hari.
Sementara raja Sunda setelah mendengar kabar ini tidak bersedia berlaku seperti layaknya seorang vazal. Maka beliau berkata memberi tahukan keputusannya untuk gugur seperti seorang ksatria. Demi membela kehormatan, lebih baik gugur daripada hidup tetapi dihina orang Majapahit. Para bawahannya berseru mereka akan mengikutinya dan membelanya.
Kemudian raja Sunda menemui istri dan anaknya dan menyatakan niatnya dan menyuruh mereka pulang. Tetapi mereka menolak dan bersikeras ingin tetap menemani sang raja.

 Pupuh II (Durma)

Maka semua sudah siap siaga. Utusan dikirim ke perkemahan orang Sunda dengan membawa surat yang berisikan syarat-syarat Majapahit. Orang Sunda pun menolaknya dengan marah dan perang tidak dapat dihindarkan.
Tentara Majapahit terdiri dari prajurit-prajurit biasa di depan, kemudian para pejabat keraton, Gajah Mada dan akhirnya prabu Hayam Wuruk dan kedua pamannya.
Pertempuran dahsyat berkecamuk, pasukan Majapahit banyak yang gugur. Tetapi akhirnya hampir semua orang Sunda dibantai habisan-habisan oleh orang Majapahit. Anepakěn dikalahkan oleh Gajah Mada sedangkan raja Sunda ditewaskan oleh besannya sendiri, raja Kahuripan dan Daha. Pitar adalah satu-satunya perwira Sunda yang masih hidup karena pura-pura mati di antara mayat-mayat serdadu Sunda. Kemudian ia lolos dan melaporkan keadaan kepada ratu dan putri Sunda. Mereka bersedih hati dan kemudian bunuh diri. Semua istri para perwira Sunda pergi ke medan perang dan melakukan bunuh diri massal di atas jenazah-jenazah suami mereka.

[sunting] Pupuh III (Sinom)

Prabu Hayam Wuruk merasa cemas setelah menyaksikan peperangan ini. Ia kemudian menuju ke pesanggaran putri Sunda. Tetapi putri Sunda sudah tewas. Maka prabu Hayam Wurukpun meratapinya ingin dipersatukan dengan wanita idamannya ini.
Setelah itu, upacara untuk menyembahyangkan dan mendoakan para arwah dilaksanakan. Tidak selang lama, maka mangkatlah pula prabu Hayam Wuruk yang merana.
Setelah beliau diperabukan dan semua upacara keagamaan selesai, maka berundinglah kedua pamannya. Mereka menyalahkan Gajah Mada atas malapetaka ini. Maka mereka ingin menangkapnya dan membunuhnya. Kemudian bergegaslah mereka datang ke kepatihan. Saat itu patih Gajah Mada sadar bahwa waktunya telah tiba. Maka beliau mengenakan segala upakara (perlengkapan) upacara dan melakukan yoga samadi. Setelah itu beliau menghilang (moksa) tak terlihat menuju ketiadaan (niskala).
Maka raja Kahuripan dan raja Daha, yang mirip “Siwa dan Buddha” berpulang ke negara mereka karena Majapahit mengingatkan mereka akan peristiwa memilukan yang terjadi.
Secara analisis, Kidung Sunda harus dianggap sebagai karya sastra, dan bukan sebuah kronik sejarah yang akurat. Meskipun kemungkinan besar berasal dari Bali, tetapi tidak jelas apakah syair tsb. ditulis di Jawa atau di Bali.Kemudian nama penulis tidak diketahui dan masa penulisannyapun tidak diketahui secara pasti. Di dalam teks disebut-sebut tentang senjata api, ini menunjukkan kemungkinan bahwa Kidung Sunda baru ditulis paling tidak sekitar abad ke-16, saat orang nusantara baru mengenal mesiu, kurang lebih dua abad dari era Hayam Wuruk.
Lebih menarik lagi adalah bahwa dalam Kidung Sunda ternyata tidak disebutkan nama raja Sunda, ratu/permaisuri, dan putri raja. Diduga nama Maharaja Prabu Linggabuana dan nama putri Dyah Pitaloka Citraresmi sengaja diambil karena bertepatan pada tahun-tahun 1360an tersebut dia memang merupakan raja Sunda dan putrinya. 
  • Tidak tertulis di Negarakertagama
Disini juga ada keanehan karena peristiwa bubat ini tidak tertulis dalam negarakertagama yang notabene ditulis oleh empu Prapanca sekitar tahun 1365 (satu tahun sepeninggal Gajah Mada). Adalah hampir tidak mungkin jika peristiwa besar sekaliber Perang Bubat dan belum lama terjadi tidak tercatat dalam kitab itu. Hanya disebutkan bahwa desa Bubat adalah suatu tempat yang memiliki lapangan yang luas, dan raja Hayam Wuruk pernah mengunjunginya untuk melihat pertunjukan seni dan hiburan.
Motif sebenarnya dari “Sejarah Perang Bubat”
Itulah yang menjadi sebuah pertanyaan besar,
Apakah benar perang tersebut pernah terjadi?

Sebuah pertanyaan yang mirip dengan statement presiden Iran Ahmaddinejad yang meragukan peristiwa Holocaust oleh Nazi kepada bangsa Yahudi..!!
https://id.wikipedia.org/wiki/Kidung_Sunda

SITUS GUNUNG PADANG
Munculnya Situs Gunung Padang Sedikitnya Membuat Bangga Generasi Sunda,Karna Situs Ini Di Temukan Di Wilayah Jawa barat Yaitu GUNUNG PADANG CIANJUR.Ketika Diadakan penelitian Ternyata Usia Situs ini Berusia 10.000-25,000 Th.dan Ketika Penemuan Dan Pernyataan Ini Di Unggah Di Youtube ,Banyak Komentar Antar Generasi SUNDA -JAWA Yang Bisa Menjurus Kepada Perpecahan Dan Perang antar suku Jika Tidak Segera Di Temukan Solusi Diantara Pemahaman Sejarah Yang Diyakini Kedua  Generasai tersebut,
Mengingat ,Hal Tewrsebut ,Kami Akan Sedikit Membuka Sejarah Nusantara dari Cuplik An Serat PUSTAKA RAJA PURWA.Agar kedua Generasi SUNDA -JAWA Dapat berdamai dan Kembali Hidup Berdampingan SILIH ASAH ,SILIH ASIH ,SILIH ASUH,DAN AHIRNYA SILIH WANGI.

SITUS GUNUNG PADANG Di Cianjur Jawa Barat YANG BERUSIA 25,000.TAHUN(23,000 SM) itu Peninggalan Kerajaan Apa Ya.......Sebutan SUNDA LAND/SUNDA ISLAND (ITU ADALAH BAHASA ASING YANG DIPAKAI PARA PENJAJAH EROPA YANG DATANG KE NUSANTARA INI.Tetapi PULAU JAWA (JAWADWIPA)SUDAH TERSEBUT DI DALAM KITAB KITAB PUSTAKA RAJA PURWA SEJAK ZAMAN KERAJAAN KEDIRI 10 ABAD YANG SILAM.JAWA ADALAH SEBUAH KAUM YANG DIMAKSUD ADALAH KAUM JAWATA (KETURUNAN JAWATA/SANG HYANG/DEWA)...Selebihnya Yang Lebih Tua Lagi Adalah Bukti Penemuan Fosil manusia Purba Yng Berusia 2 juta th .di sangiran,wajak,mojokerto,trinil pacitan,ngandong,tulung agung dll.?. Menurut Kitab PUSTAKA RAJA.PURWA (GUBAHAN R,NGABEHI RANGGA WARSITA, DARI RAJA KEDIRI ,SRI AJI JAYABAYA).Kerajaan Pertama DI Dunia Bernama KUSNIA MALEBARI ,Yang Menjadi Raja Adalah NABI ADAM AS,(SYANG HYANG ADAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA) Kemudian Kerajaan ADAM Ini Di Wariskan Kepada Putranya Yang Bernama SAYIDINA KANIRARAS.Sedangkan Putra NABI ADAM Yang Lain Adalah NABI SIS AS(SYANG HYANG SYTA) Yang Menurunkan RAJA RAJA NUSANTARA ,Kerajaan NUSANTARA Yang Pertama Adalah DIPULAU JAWA(Pulau Panjang Yang Membentang DariI Sumatra Hingga BALI ,Saat Itu Masih Satu Daratan),,Tepatnya DiPuncak ARGODUMILAH GUNUNG MAHENDRA (G ,LAWU /Sekarang Perbatasan JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR),Nama Kerajaanya Adalah KAHYANGAN ARGADUMILAH Yang MenjadiI MAHARAJA Adalah BATARA GURU.(SRI PADUKA MAHADEWA BUDA).Putra SANG HYANG TUNGGAL ,Putra SANG HYANG WENANG,Putra SANG HYANG NURASA,Putra SANG HYANG NUR CAHYA,Putra SANG HAYANG SYTA(NABI SIS) Putra ADAM.Ribuan Tahun Yang Lalu Sebelum Ada-Nya Tahun Masehi.Kemudian KERAJAAN Itu Berganti Nama Menjadi KERAJAAN MEDHANG KAMULAN..Yang Artinya CAHAYA PERMULAAN.,Peninggalan KERAJAAN Ini Selaras Dengan Banyak Bukti Yang Di Temukan Di Sekitar Wilayah Itu ,Yaitu FOSIL MANUSIA PURBA Dan BINATANG PURBA Di Sekitar Kaki GUNUNG LAWU Para Ahli Sejarah PURBAKALA Sepakat Bahwa Manusia JAWA Adalah Manusia Tertua Di DUNIA Ini,Sebelum Ada Penemuan Bukti Yang Mematahkan Bukti Bukti Yang Ada Sekarang ,Menandakan Ada Peradaban KUNO Di JAWA 2 Juta Tahun Yang Lalu, Meganthropus palaeojavanicus,Penduduk Asli JAWA Adalah Kaum JAWATA(KETURUNAN DEWA/SANG HYANG).Inilah Yang Disebut Asli Orang JAWA.(Keturunan Sayid Anwar bin Sis As) Sedangkan Orang Orang Yang Dibawa AJISAKA Kepulau JAWA Adalah 20.000 Orang Dari Negri RUM,Yang Kemudian Mati Semua,Hanya Tersisa 2O Orang,Yang Kemudian Pulang Kembali Ke NEGRI RUM ,EXPEDISI Ke PULAU JAWA Yang Kedua ,AJISAKA Membawa 20.OOO Orang Terdiri Dari Bangsa KELING,SIAM,Dan BENGGALA,Yang Kemudian Di Tambah Oleh BANGSA RUM Pada EXPEDISI Ke Tiga KEPULAU JAWA Atas Perintah RAJA OTTO Dari I RUM.Sehingga Kini Penduduk PULAU JAWA Terdiri Dari Berbagai RAS SUKU BANGSA..(Suku bangsa yang tersebut di atas adalah keturunan Sayid Anwas bin Sis as,) ,,DEWATA CENGKAR Bukanlah Raja Pertama KERAJAAN MEDANG KAMULAN Saat AJISAKA Tiba Di PULAU JAWA.. AJISAKA Adalah Pewaris Tahta KERAJAAN SURATI ,Ayahnya Bernama BATARA ANGGAJALI Putra EMPU RAMAYADI,Ibu AJI SAKA Bernama DEWI SAKA Putri PRABU SAKIL Dari KERAJAAN NAJRAN. AJISAKA Datang Ke PULAU JAWA Atas Utusan BATARA GURU (MANIKMAYA) Dan RAJA GALBAH Dari KERAJAAN RUM ,Kesimpulan-nya DEWATA CENGKAR maupun AJISAKA Bukan Manusia Pertama Yang Mengisi TANAH JAWA,,,Tetapi Jauh Sebelumnya Ada Yang Lebih Dahulu Menghuni PULAU JAWA....Yaitu Para JAWATA Dan SANG HYANG....ORANG JAWA Mengenal Leluhurnya Itu Dengan Sebutan SANG HYANG ADAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA.....Sedangkan ORANG ARAB Dan TIMUR TENGAH Mengenal Dengan Sebutan NABI ADAM AS.. Menurut Kitab Pustaka raja Purwa Kerajaan Setelah Medhang kamulan di Gunung Mahendra , Adalah Kerajaan Di Sunda Banten Yang Pertama Adalah KERAJAAN MEDHANG GILI yang Menjadi Raja Adalah BATARA BRAMA Putra BATARA GURU,BATARA BRAMA Mendirikan Kerajaan Medang Gili Yang Kemudian Berganti nama menjadi Kerajaan Giling Wesi.BATARA BRAMA Adalah Raja Sunda Yang Pertama Bergelar SRI MAHA RAJA SUNDA Ibu Kota Kerajaanya di Puncak Gunung MAHERA BANTEN..DiZaman Yang Sama BATARA WISNU Mendirikan Kerajaan Di Gunung Gora (sekitar Tegal Jawa Tengah) Kerajaanya Bernama Kerajaan Medhang Pura,dan Batara Wisnu Bergelar SRI MAHA RAJA SUMAN,Dan Gunung Mahameru (jawa Timur) BATARA INDRA Mendirikan Kerajaan Bernama MEDHANG GHANA.Dan Bergelar SRI MAHA RAJA SAKRA.. Dari Keterangan Diatas dapat disimpulkan bahwa situs Gunung Padang di Jawa Barat ,Bukan Satu Satunya Situs Tertua.,karna Dilereng Gunung Lawu ada CANDI SUKUH(karang Anyar Yang Di Perkirakan Oleh Ahli Purbakala Yang Usianya Juga Sama Dengan Situs Gunung Padang..sedangkan di musuem trinil..ada fosil manusia jawa yang usianya 2jt th SM. BATARA BRAMA/SRIMAHA RAJA SUNDA Berbesan DeNGAN BATARA WISNU Yang Menurunkan Generasi ASLI SUNDA (PARA -HYANG-AN Dan ASLI JAWA.(JAWA-TA) LELUHUR JAWA DAN SUNDA SAMA SAMA DARI SANG HYANG ADAMA.YANG MENURUNKAN SANG HYANG SYTA (Nabi Sis ) Yang Menurunkan Sayid Anwar (SANG HYANG NURCAHYA).Jadi apa Yang harus Diributkan?



Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.


OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar