Minggu, 29 Oktober 2017

CANDI LOR NGANJUK

CANDI LOR NGANJUK



















Letak Geografis Bangunan.
Secara geografis Candi Lor terletak di Desa Candirejo Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Atau kira-kira 3 – 4 Km arah selatan dari pusat kota Nganjuk. Berdasarkan bukti tertulis yang diketemukan di kompleks candi ini, dapat dikemukakan bahwa Candi Lor ini didirikan oleh Pu Sindok pada tahun 859 C atau 937 M, sebagai tugu peringatan kemenangan PU SINDOK atas musuhnya dari KERAJAAN Melayu. 
Wujud Fisik Bangunan
Secara riil, Candi Lor Yang Menghadap Ke Barat ini, Wujudnya sudah tidak berbentuk lagi (sudah sangat rusak). Hal ini disebabkan usia bangunan yang memang sudah sangat tua (+_ 10,5 abad lebih), Bahan Bangunan Yang Terbuat Dari Batu Bata Merah Dan Tumbuhnya Pohon Kepuh Di Badan Candi Yang Akar- Akarnya Mencekeram dan menghujam ke segala arah di badan Candi Sebelah Selatan.Candi Lor ini berdiri diatas tanah seluas 42 x 39.40M = 1654 M2. Luas soubasemennya (alasnya) 12.40 x 11.50 M = 142.60 M dan tinggi candi ± 9.30 M. Berkaitan dengan candi ini Krom berpendapat, bahwa candi Lor itu awalnya bertingkat, dan Bersifat Siwais. Didalam Candi ini Terdapat Beberapa Area, Diantaranya Ganesa dan Nandi.
Meskipun keadaannya sudah rusak, kalau kita naik keatas candi, dapatlah diperkirakan bahwa candi ini dahulunya mempunyai ruang dalam yang berbentuk segi empat. Hal ini terlihat adanya sudut siku-siku yang masih tampak di sudut timur laut ruang dalam candi ini.
Sekarang ini, disebelah barat candi terdapat dua buah area yang semuanya tanpa kepala, yang satu diperkirakan area Ganesa, dan yang lain Siwa Mahadewa. Disebelah barat area terdapat Lingga dan Yoni, yang keadaannya telah rusak (Yoni telah pecah dan Lingga tinggal sebagian). Disebelah baratnya lagi terdapat dua buah makam yang oleh penduduk diyakini sebagai makam Yang Kerta dan Yang Kerti, abdi kinasih Pu Sindok. Jika benar bahwa benda-benda tersebut asli dari Candi Lor, maka dapat disimpulkan bahwa candi Lor bersifat Siwa.
Pada tahun 1913, disawah sekitar candi, berhasil diketemukan 4 buah area yang terbuat dari perunggu, yang menggambarkan pantheon Budhisme, yaitu :
a)       Tara Musik, berukuran 7,8 Cm, menggambarkan seseorang yang sedang memainkan keeapi yang terbuat dari rotan dalam ekspresi menyanyi dan menari, dengan tugas memuja Dhyani Buddha.
b)       Bodhisattwa. berukuran 7.8 Cm. Dalam Buddha Mahayana, Bodhisattwa dianggap sebagai calon Buddha. Tiap-tiap Dhyani Buddha mesti dikelilingi oleh Bodhisattwa. Disini Dhyani Buddha dikelilingi oleh 4 Bodhisattwa yang disebut Vajradhatu Mandala.
c)       Dhupa Tara dan Puspha Tara. berukuran 9 Cm. Kedua area ini digambarkan ramping dan sangat indah. Yang satu digambarkan sama dengan Tara Musik, dan yang satunya. digambarkan sebagai Dhupa Bunga.
Seni patung yang diketemukan didekat Candi Lor ini sangat penting ditinjau dari segi artistik dan ikonografinya (Ilmu tentang area). Susunan pantheonnya sangat khas, yaitu mengungkapkan tradisi kerajaan dengan patung Buddha yang menghadap ke empat penjuru. Beberapa patung perunggu ini karena keindahannya pernah dipamerkan di Arena Pameran benda seni “Negeri Jajahan” di Paris pada tahun 1931. Seorang ahli sejarah kuno Indonesia Dr. FDK Boseh yang terpesona •dengan patung tersebut memhandingkan dengan patung Buddha aliran Singon di Jepang. Sedangkan ciri-cirinya yang indah itu dibandingkan dengan gambaran serupa pada naskah ikonografi Buddha yang ada di Bali.
Di kompleks eandi, ini diketemukan pula sebuah batu bertulis (prasasti). yang kemudian lebih dikenal dengan nama prasasti Anjuk Ladang. Prasasti ini mula-mula untuk kepentingan penelitian. yang kemudian di bawa ke Kediri (kediaman Residen Kediri) dan sekarang telah disimpan di Museum Nasional dengan nomor koleksi D. 59. Prasasti ini berisi maklumat dari seorang pejabat tinggi kerajaan, yang ditulis pada bagian muka 49 baris dan pada bagian belakang terdiri dari 36 baris. Berdasarkan tulisan tersebut dapat dikatakan, bahwa prasasti itu dikeluarkan oleh Pu Sindok yang bergelar Sri Maharaja Pu Sindok Sri Isanawikrama Dharmotunggadewa pada tahun 859 C atau 937M.
Walaupun Candi Lor keadaannya telah Rusak, Namun Ditempat Inilah Terdapat Salah Satu Bukti Bahwa Nganjuk Pernah Berperan Dalam Panggung Sejarah Nasional. Disini Terdapat Batu Bertulis Yang Memuat Sebutan (Toponimi) yang Sangat dekat sekali ucapannya Dengan Nganjuk (Anjuk Ladang). Candi Lor merupakan bukti sejarah tentang keberhasilan Pu Sindok di Anjuk Ladang mengalahkan musuhnya, dan sekaligus merupakan Tugu Peringatan Kemenangan (Jayastamba) Pu Sindok Menghalau Musuh Yang Mengancam Eksistensinya Di Jawa Timur. Mengingat begitu besar nilai perjuangannya ketika berada di Candi Lor ini, maka Warga Asli  Nganjuk Patut Bangga Terhadap Keberadaannya Itu.Semoga Seluruh Warga Nganjuk Menjaga Dan Melestarikan Peninggalan Sejarah Ini..terutama Para Generasi Muda.

2 komentar:

  1. HATI ITU SUCI BAGAI SAMUDRA BIRU...APAPUN SAMPAH DAN KOTORAN YANG DI LEMPAR KE SAMUDRA AKAN SELALU DIKEMBALIKAN OLEH OMBAK MENUJU PANTAI.

    BalasHapus