Minggu, 28 Juni 2015

CANDI SUKUH KARANG ANYAR

Candi Sukuh KARANG ANYAR
MENURUT PENDAPATKU
Rahayu sagung Dumadi.Candi sukuh Dilihat Dari Bentuk Dan Filosofinya Sangat Berbeda Dengan Candi Candi Lain Di Nusantara,. Candi Sukuh berkonsep SANGKAN PARANING DUMADI .Yang Berarti Dari Mana Asal Usul manusia.,untuk apa hidup didunia ini,dan akan kemana Kembalinya Setelah semua inI .ini adalah Candi JAWA (Dalam Arti KAWERUH JAWADWIPA ASLI YAITU ASAL USUL ORANG JAWA YANG BERASAL DARI KAUM JAWA-TA ,LELUHUR ORANG JAWA ADALAH SANG HYANG ADHAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA,Orang Arab Dan Timur Tengah Meyebutnya Dengan Sebutan NABI ADAM AS ).Sungguh pantas Ahli Purbakala Mengira CANDI ini Berusia 10.000 th...yang dilestarikan hingga zaman MAJAPAHIT,ABAD 14 M.MAKA SETELAH DIZAMAN MAJAPAHIT KONSEP CANDI SUKUH SUDAH BERUBAH KARNA PENGARUH AGAMA TERTENTU.YANG AWALNYA BERKONSEP KAWERUH JAWA ASLI DAN PADA AHIRNYA BERUBAH KONSEP GUNUNG LAWU (PUNCAK argodumilah adalah KAHYANGAN PERTAMA YANG DIBANGUN OLEH BATARA GURU/SRI MAHA RAJA MAHADEWA BUDA.YANG KEMUDIAN KAHYANGAN TERSEBUT MENJADI SUATU KERAJAAN YANG PERTAMA DI BUMI NUSANTARA YANG BERNAMA MEDHANG KAMULAN ,MEDHANG KAMULAN ADALAH KELANJUTAN DARI KERAJAAN KUSNIA MALEBARI YAITU KERAJAAN NABI ADAM AS (SANG HYANG JANMA WALIJAYA/SANG HYANG ADAMA. .BATARA GURU ADALAH GENERASI KE 7 NABI ADAM.Sedangkan di wilayah kaki GUNUNG LAWU INI BANYAK DITEMUKAN FOSIL MANUSIA PURBA YANG BERUSIA 2 JUTA TH..LIHAT DI MUSEUM TRINIL ,KALO CANDI SUKUH BERUSIA 10 RIBU TAHUN KEDENGARAN-NYA MEMANG TUA...TAPI KALO LIHAT SEJARAH KERAJAAN MEDANG KAMULAN DARI KITAB PUSTAKA RAJA PURWA ,WOW PERADABAN GUNUNG LAWU ATAU GUNUNG MAHENDRA INI SANGAT TUA. LHO HEHEHE.
Bangunan Utama Candi Sukuh.yang mirip bangunan suku aztec



CANDI SUKUH MENURUT PARA AHLI SEJARAH
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya.

Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.

Sejarah singkat penemuan
Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928.

Lokasi candi
Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat. Candi ini terletak di Dukuh Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta.

Struktur bangunan candi

Denah candi Sukuh.
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.

Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930. Ia mencoba menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen. Pertama, kemungkinan pemahat Candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton. Kedua, candi dibuat dengan agak tergesa-gesa sehingga kurang rapi. Ketiga, keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhan Majapahit, tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah.

Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak disusun tegak lurus namun agak miring, berbentuk trapesium dengan atap di atasnya.

Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit..

Teras pertama candi

Gapura utama candi Sukuh.
Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada gapura ini ada sebuah sengkala memet dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta aban wong ("raksasa gapura memangsa manusia"), yang masing-masing memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 (Saka) (1437 Masehi). Angka tahun ini sering dianggap sebagai tahun berdirinya candi ini, meskipun lebih mungkin adalah tahun selesainya dibangun gapura ini. Di sisi sebelahnya juga terdapat relief sengkala memet berwujud gajah bersorban yang menggigit ekor ular. Ini dianggap melambangkan bunyi gapura buta anahut buntut ("raksasa gapura menggigit ekor"), yang juga dapat ditafsirkan sebagai 1359 Saka.

Relief sengkala pada gapura

Sengkala memet (gambar) yang ditafsirkan sebagai gapura buta aban wong.


Sengkala memet yang ditafsirkan sebagai gapura buta anahut buntut.


Teras kedua candi
Gapura pada teras kedua sudah rusak. Di kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala yang biasa ada, namun dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi. Gapura sudah tidak beratap dan pada teras ini tidak terdapat banyak patung-patung. Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gajah wiku anahut buntut yang berarti “Gajah pendeta menggigit ekor” dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi.

Teras ketiga candi
Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa panel berelief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan.

Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyan, dupa dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masih sering dipergunakan untuk bersembahyang.

Kemudian pada bagian kiri candi induk terdapat serangkaian panel dengan relief yang menceritakan mitologi utama Candi Sukuh, Kidung Sudamala. Urutan reliefnya adalah sebagai berikut.

Panel pertama

Panel pertama.
Di bagian kiri dilukiskan sang Sahadewa atau Sadewa, saudara kembar Nakula dan merupakan yang termuda dari para Pandawa Lima. Kedua-duanya adalah putra Prabu Pandu dari Dewi Madrim, istrinya yang kedua. Madrim meninggal dunia ketika Nakula dan Sadewa masih kecil dan keduanya diasuh oleh Dewi Kunti, istri utama Pandu. Dewi Kunti lalu mengasuh mereka bersama ketiga anaknya dari Pandu: Yudhistira, Bima dan Arjuna. Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok dan diikuti oleh seorang punakawan atau pengiring. Berhadapan dengan Sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga disertai seorang punakawan.

Panel kedua

Panel kedua.
Pada relief kedua ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasi (raksasa wanita) yang berwajah mengerikan. Dua orang raksasa mengerikan; Kalantaka dan Kalañjaya menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam akan membunuh Sadewa. Kalantaka dan Kalañjaya adalah jelmaan bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga harus terlahir sebagai para raksasa berwajah buruk. Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Durga. Di belakangnya terlihat antara lain ada Semar. Terlihat wujud hantu yang melayang-layang dan di atas pohon sebelah kanan ada dua ekor burung hantu. Lukisan mengerikan ini kelihatannya ini merupakan lukisan di hutan Setra Gandamayu (Gandamayit) tempat pembuangan para dewa yang diusir dari sorga karena pelanggaran.

Panel ketiga

Panel ketiga.
Pada bagian ini digambarkan bagaimana Sadewa bersama punakawannya, Semar berhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa di pertapaan Prangalas. Sadewa akan menyembuhkannya dari kebutaannya.

Panel keempat

Panel keempat.
Adegan di sebuah taman indah memperlihatkan sang Sadewa sedang bercengkerama dengan Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa serta seorang punakawan di pertapaan Prangalas. Tambrapetra berterima kasih dan memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya.



Panel kelima

Adegan panel kelima.
Panel ini menggambarkan adegan adu kekuatan antara Bima dan kedua raksasa Kalantaka dan Kalañjaya. Relief hanya menunjukkan salah satu dari kedua raksasa. Bima dengan kekuatannya yang luar biasa sedang mengangkat raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pañcanakanya. Inskripsi bertulisan aksara Kawi berbahasa Jawa Kuna, berbunyi padamel rikang buku[r] tirta sunya, yang merupakan sengkalan berarti 1361 Saka (1439 M).

Patung-patung sang Garuda















Prasasti Sukuh








lingga yoni






rahim



garuda





Prasasti sukuh.
Lalu pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah inskripsi (tatahan tulisan) berbunyi lawase rajeg wesi duk pinerp kapeteg dene wong medang ki hempu rama karubuh alabuh geni harbut bumi kacaritane babajang mara mari setra hanang tang bango menurut bacaan Darmosoetopo (1984). Pada intinya inskripsi ini merupakan suryasengkala yang melambangkan tahun 1363 Saka (1441 M)[1].

Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta.

Lihat kisah Pemutaran Laut Mencari Amerta
Beberapa bangunan dan patung lainnya
Selain candi utama dan patung-patung kura-kura, garuda serta relief-relief, masih ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng (babi hutan) dan gajah berpelana. Pada zaman dahulu para ksatria dan kaum bangsawan berwahana gajah.

Lalu ada pula bangunan berelief tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya, di sebelah kiri dan kanan yang berhadapan satu sama lain. Ada yang berpendapat bahwa relief ini melambangkan rahim seorang wanita dan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok sebelah kanan melambangkan kebajikan. Namun hal ini belum begitu jelas.




Mari kita lirik keindahan dan keluasan alam makrokosmos di dalam diri kita,mencebur dan kemudian hidup abadi di dalam genggaman-Nya.tata kembali kosmos dalam diri ini. Perubahan sekecil apapun di hati/rasa/qalbu…,owah gingsirnya batin kita hakikatnya adalah perubahan yang sangat besar karena perubahan itu terjadi di... arasy makromosmos. 

  Jika ruang sunyi di hatimu terganggu oleh buar dan suara-suara nafsu,masuklah ke dalam bilih ruhmu, karena dalam bilik ruhmu ada hamparanagung Sirrmu, dimana sunyimu menjadi sirnamu kepadaNya, bahkan tak kausadari kau panggil-panggil namaNya, karena kau telah berdiri di depan GerbangNya

 Kekosongan atau kehampaan yang diusahakan adalah wujud dariKesombongan,kekosongan dan kehampaan hanya bisa diraih dengan tumungkuling rasa, andap asoring manah,kesadaran diri bahwa kita ini bukan apa-apa dan bukan Siapa-siapa dihadirat Gusti kang murbeng Dumadi dan kesadaran diri marang sakpodo padaning tumitah tumrap-ing urip bebrayan.

  Tiap saat kita mampu menempatkan diri dihadirat Gusti dalam perbandingan yang wajar bahwa manusia itu memang bukan apa apa dan Gusti adalah Segalanya..daya kodrat manusia tidak mampu untuk memberikan kesadaran yang demikian,selain manusia dapat kurnia yang bisa mengatasi kelekatan manusia pada rasa keakuan-nya,karena itu sifat rendah diri tersebut disebut sifat rendah diri manusia yang dibangkitkan oleh rahmat..kalau kita memang percaya kalau suwung itu amengku ana,maka sudah selayaknya-lah kalau kita dalam kehidupan sehari-hari menyadari kebukan apa apa-an kita..
Gusti itu Baru Kang-Murbeng Dumadi ,bila diperlakukan sebagai Gusti ,oleh dumadi.

OLAH KEPRIBADIAN AGUNG PAMBUDI PANJI ASMARA 72 ,KEDIRI  


DI MASA LALU WILAYAH CANDI SUKUH KARANG ANYAR INI JUGA MERUPAKAN WILAYAH KERAJAAN KEDIRI LHO...NDAK PERCAYA LIHAT PETA KERAJAAN KEDIRI DI BAWAH INI.


CANDI SUKUH MENURUT PENDAPATKU 
Rahayu sagung Dumadi.Candi sukuh Dilihat Dari Bentuk Dan Filosofinya Sangat Berbeda Dengan Candi Candi Lain Di Nusantara,. Candi Sukuh berkonsep SANGKAN PARANING DUMADI .Yang Berarti Dari Mana Asal Usul manusia.,untuk apa hidup didunia ini,dan akan kemana Kembalinya Setelah semua inI .ini adalah Candi JAWA (Dalam Arti KAWERUH JAWADWIPA ASLI YAITU ASAL USUL ORANG JAWA YANG BERASAL DARI KAUM JAWA-TA ,LELUHUR ORANG JAWA ADALAH SANG HYANG ADHAMA/SANG HYANG JANMA WALIJAYA,Orang Arab Dan Timur Tengah Meyebutnya Dengan Sebutan NABI ADAM AS ).Sungguh pantas Ahli Purbakala Mengira CANDI ini Berusia 10.000 th...yang dilestarikan hingga zaman MAJAPAHIT,ABAD 14 M.MAKA SETELAH DIZAMAN MAJAPAHIT KONSEP CANDI SUKUH SUDAH BERUBAH KARNA PENGARUH AGAMA TERTENTU.YANG AWALNYA BERKONSEP KAWERUH JAWA ASLI DAN PADA AHIRNYA BERUBAH KONSEP.
GUNUNG LAWU (PUNCAK argodumilah adalah KAHYANGAN PERTAMA YANG DIBANGUN OLEH BATARA GURU/SRI MAHA RAJA MAHADEWA BUDA.YANG KEMUDIAN KAHYANGAN TERSEBUT MENJADI SUATU KERAJAAN YANG PERTAMA DI BUMI NUSANTARA YANG BERNAMA MEDHANG KAMULAN ,MEDHANG KAMULAN ADALAH KELANJUTAN DARI KERAJAAN KUSNIA MALEBARI YAITU KERAJAAN NABI ADAM AS (SANG HYANG JANMA WALIJAYA/SANG HYANG ADAMA. .BATARA GURU ADALAH GENERASI KE 7 NABI ADAM.Sedangkan di wilayah kaki GUNUNG LAWU INI BANYAK DITEMUKAN FOSIL MANUSIA PURBA YANG BERUSIA 2 JUTA TH..LIHAT DI MUSEUM TRINIL ,KALO CANDI SUKUH BERUSIA 10 RIBU TAHUN KEDENGARAN-NYA MEMANG TUA...TAPI KALO LIHAT SEJARAH KERAJAAN MEDANG KAMULAN DARI KITAB PUSTAKA RAJA PURWA ,WOW PERADABAN GUNUNG LAWU ATAU GUNUNG MAHENDRA INI SANGAT TUA. LHO HEHEHE.






2 komentar:

  1. Para Arkeolog berpendapat candi sukuh ditemukan 10,000 th yang lalu.dan dilestarikan di Zaman kerajaan majapahit 1400 M.https://www.youtube.com/watch?v=3s3Pu8s9da0&t=175s

    BalasHapus